Dalam rangka mendukung program program nasional bidang kesehatan yang tertuang dalam SDGs yaitu menurunkan angka kematian bayi pada tahun 2030 menjadi 12 per 1000 kelahiran hidup, RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso ikut ambil bagian mengembangkan pelayanan untuk membantu menurunkan angka kematian bayi. Berdasarkan data statistik, angka kematian bayi tertinggi di Kabupaten Wonogiri disebabkan oleh asfiksia neonatorum yaitu 19,35% dan BBLR ( Berat badan lahir rendah 1500gr – 2500gr) yaitu 14,26%. Sedangkan penyebab kematian bayi terbesar ke 3 adalah aspirasi sebesar 7,12%. BBLR merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi.
Untuk menurunkan angka kematian bayi akibat BBLR, Rumah Sakit membuat suatu inovasi yang disebut Kain Penyelamat Jiwa (KPJ) berupa lima lembar kain bedong yang dibentuk menyerupai sarang burung ( nesting ) untuk mempertahankn hemodinamik bayi BBLR. KPJ sudah diujicobakan pada tahun 2019 untuk perawatan BBLR di ruang Asoka. Pada tahun 2020 mulai diterapkan sampai sekarang.
Dengan diterapkannya KPJ dalam perawatan BBLR di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso dapat menurunkan angka kematian bayi akibat BBLR di tahun 2020 dengan signifikan dari 170 kematian menjadi 38 kematian. Tahun berikutnya turun menjadi 20 kematian.
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso telah berkoordinasi dengan berbagai pihak antara lain dengan fasyankes di lingkungan Kabupaten Wonogiri untuk replikasi inovasi KPJ. Diharapkan KPJ ini bisa diterapkan secara luas di masyarakat, sehingga segera dapat tercapai target angka kematian bayi di Kabupaten Wonogiri dari 7,57/1000 kelahiran hidup menjadi 1,6/1000 kelahiran hidup.